Senin, 27 Februari 2012

Tanda BPIH Naik


Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Agama RI, Suryadharma Ali menyatakan tantangan haji di tahun 2012 sangat berat, sehingga mungkin terjadi kenaikan ongkos haji yang disertai dengan tanda-tanda, termasuk kenaikan bahan bakar minyak.
"Tanda-tanda kenaikan ongkos haji yang dimaksud ada tiga, diantaranya adalah berkaitan dengan pemondokan haji di tanah suci," kata Menag di Pekanbaru, Sabtu (25/2).
Untuk diketahui, katanya, bahwa di tanah suci Mekkah terdapat sekitar 1.700 lebih pemondokan haji yang terletak tepat di sekitar Masjidil Haram.
"Nah jika seluruh pemondokan ini dilakukan pembongkaran, maka pemondokan bagi para jemaah haji Indonesia bisa lebih mundur lagi. Dan kalau pun mau tetap pada jarak yang sama, atau jarak yang lebih baik, maka biaya pemondokan akan jauh lebih mahal lagi," kata Suryadharma.
Tanda kedua terkait potensi kenaikan ongkos haji adalah, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik secara global maupun di tanah air.
Untuk diketahui, demikian Menag, bahwa pada tahun 2011 lalu, harga BBM itu masih berkisar antara 80 sampai 100 US Dollar per barrelnya.
Sementara untuk tahun 2012 ini, katanya, posisi harga minyak sudah mencapai 190 US Dollar per barrel, dan hal demikian bisa menyebabkan ongkos haji naik.
"Namun kita tidak pernah tahu, kapan kenaikan harga BBM dunia berimbas hingga ke dalam negeri. Bisa empat bulan mendatang bahkan bisa dalam waktu dekat ini," katanya.
Kondisi kenaikan BBM ini tidak hanya disebabkan krisis global, namun juga disebabkan konflik Iran dengan negara di Eropa dan Amerika.
"Diketahui juga bahwa Iran mengancam akan menutup jalur perdagangan minyak, dan bahkan embargo minyak dan seterusnya dan seterusnya. Hal demikian bisa menyebabkan terus meningkatnya harga minyak dunia termasuk di Indonesia. Hingga akhirnya menyebabkan krisis ekonomi bahkan kenaikan ongkos haji tanah air," ujarnya.
Kemudian tanda-tanda ketiga, yakni nilai tukar rupiah terhadap dollar yang terus menurun.
"Untuk diketahui, pada tahun 2011 lalu, nilai tukar rupiah itu mencapai Rp8.300 sampai dengan Rp8.700 per US Dollar. Namun sekarang sudah sampai diatas Rp9.000. Kondisi demikian juga bisa menyebabkan ongkos haji meninggi," kata Menag.
Kendati demikian, Menag berharap masyarakat di tanah air tidak kaget dan tidak perlu mengkuatirkan ketiga tanda-tanda yang diuraikan diatas.
"Karena kami selaku pemerintah akan terus berusaha agar tidak terjadi kenaikan terhadap onkos haji," ujarnya.
Selama dana optimalisasi dan dana abadi umat itu masih mencukupi, demikian Menag, maka kenaikan ongkos haji akan disubsidi.
"Nanti dengan dana abadi umat ini, kami akan menekan ongkos haji hingga tetap normal seperti biasanya," kata Suryadharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar